Kamis, 23 September 2010

Allah bersama Orang Yang Berzikir

Allah bersama Orang Yang Berzikir


إِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ يَقُوْلُ : أَنَا مَعَ عَبْدِيْ مَا ذَكَرَنِيْ وَتَحَرَّكَتْ بِيْ شَفَتَاهُ.

(رواه أحمد وابن ماجه )


“Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla berfirman: “Aku bersama hamba-Ku selagi dia mengingat-Ku dan kedua bibirnya bergerak-gerak menyebut-Ku.”

(HR. Ahmad dan Ibnu Majah)


Menurut firtahnya setiap orang mendambakan ketentraman dan kedamaian batin. Tak ingin hidup selalu diliputi kerisauan. Untuk mencapai ketenangan batin apapun dilakukannya. Memperoleh ketentraman batin bukan hal yang tidak mungkin. Siapapun mempunyai peluang untuk memperoleh ketentraman batin. Allah SWT mengajarkan hamba-hamba-Nya agar gemar berzikir. Zikir merupakan salah satu langkah nyata untuk mendapatkan ketenangan hati jauh dari kerisauan. Allah SWT berfirman di dalam al-qur’an:


الَّذِيْنَ اٰٰمَنُوْا وَتَطْمِئِنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللهِ، أَلاَ بِذِكْرِ اللهِ تَطْمِئِنُّ الْقُلُوْبُ.


“(Yaitu)orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah (zikir). Ingatlah, dengan mengingat Allah, hati menjadi tentram.” (QS. Ar-Ra’du:28).


Dengan mengingat Allah hati menjadi tentram. Dengan zikir hidup akan berarti dan bermakna. Bahagia dan hati lapang akan mengiringi hidup orang yang gemar berzikir. Bagi orang terus berzikir hidupnya terasa sejuk bagai embun dipagi hari. Sebaliknya, saat orang jarang berzikir kepada Allah, hatinya akan kering dan gersang. Lihatlah, bagaimana gurun pasir yang tandus dan gersang tak tampak ada kehidupan. Begitulah hati orang lupa Allah.


Orang mukmin akan sungguh-sungguh ingin mendapatkan ketentraman batin akan nampak pada berapa banyak waktu dari 24 jam dia gunakan untuk mengingat Allah. Allah memulyakan orang yang senang mengingat Allah. Allah akan mengingat orang yang mengingat-Nya.


فَاذْكُرُوْنِيْ أَذْكُرْكُمْ . (البقرة :152)


“Ingatlah kamu keada-Ku, niscaya Aku (Allah) akan ingat kepadamu.”

(QS.Al-Baqarah: 152)


Orang yang banyak mengingat Allah di sela-sela kehidupannya, berarti Allah selalu mengingatnya. Banyak mengingat Allah, berarti banyak merasakan kedamaian. Sering lupa Allah, sering merasakan kerisauan. Jika ingat Allah saat shalat saja, maka diluar shalat batinnya sering dilanda kegelisahan. Jika ingat Allah saat tertimpa musibah, dikala hidup lapang dia lupa Allah. Memang, ingat Allah merupakan hidayah Allah yang diberikan kepada hamba-Nya yang terpilih. Karena itu, sering kita jumpai ada orang yang sama sekali dalam hidupnya tidak ingat Allah dan mengenal-Nya. Orang yang tidak pernah mengingat Allah atau tidak mengenal Allah, sungguh seberapa banyak harta yang dimilikinya, setinggi apapun derajatnya di sisi manusia, dan sehebat apapun dia niscaya hidupnya akan dihantui oleh kecemasan dan kegelisan.


Ingat Allah hati menjadi tertambat kepada-Nya. Manakala hati sudah tertambat kepada Allah, maka apa pun yang dia lihat, dia dengar, dan yang dia rasakan, selalu nampak keagungan Allah dan ada keterlibatan-Nya. Dalam keadaan apapun dia selalu ingat kepada Allah. Karena ingat Allah merupakan ibadah yang sangat utama bagi lidah setelah membaca al-qur’an. Dia ingat Allah dalam keadaan berdiri, duduk, dan berbaring. Hal ini disebutkan Allah dalam alqur’an surat Ali Imran ayat 191.“Orang-orang yang mengingat Allah dalam keadaan berdiri, duduk, dan berbaring. (QS.Ali Imran: 191) Zikir dapat menguatkan orang-orang yang lemah untuk bergegas beribadah. Dengan zikir orang akan dengan terampil dan bersegera melakukan kebaikan. Bagi orang yang merasa lemah untuk bangun malam (shalat malam), banyak harta tetapi terasa diri bakhil untuk menginfakkan, atau takut untuk berjuang di jalan Allah, maka perbanyaklah zikir kepada Allah. Memperbanyak zikir akan membawa pada keberuntungan. Allah berfirman: “berzikirlah sebanyak-banyaknya, agar kalian beruntung.” (QS. Al-Jum’ah: 10)


Sebagian ulama membagi zikir kedalam empat bagian, yaitu zikir lisan; zikir akal; zikir jawarih (anggota tubuh); dan zikir hati.



Pertama: zikir lisan. Dia gunakan lisan untuk banyak menyebut asma Allah, mengagungkan Allah, memperbanyak membaca Al-qur’an, berkata yang lemah lembut kepada sesama, lisannya tidak memancar kata-kata berduri yang menusuk hati saudaranya, selalu berusaha berkata benar, dan setiap apa yang keluar dari lisannya selalu berharap Allah meridhainya. Dia hindarkan lisannya dari perkataan haram, pergunjingan, profokasi, sumpah palsu, memaki, mencemooh, dan perkataan kotor lainnya. Lisannya selalu basih dengan menyebut asma Allah. Tiada hari yang dilaluinya, melainkan lisannya terus mengagungkan nama-nama Allah.



Kedua: Zikir akal. Anugrah Allah berupa akal yang diberikan kepadanya senantiasa dipergunakan untuk menyaksikan kebesaran dan keagungan Allah. Dengan akalnya direnungkan dalam-dalam bagaimana Allah menciptakan ala mini begitu indah? Keindahan dan begitu besar maha karya-Nya, menunjukkan bahwa betapa Maha Agungnya Allah. Dengan memikirkan ciptaan Allah, semakin bertambah keimanan dan ketaqwaan di dalam hatinya. Apapun yang terlintas dipikirannya selalu dikaitkan dengan kebesaran Allah. Dan berakhir dengan pengakukan bahwa Maha Suci Allah Yang telah menciptakan semuanya. Tidak sedikitpun dari ciptaan-Nya yang sia-sia. Akal yang berzikir kepada Allah, akan tunduk dan mengikuti hukum-hukum Allah. Olah pikir manusia sebatas bagaimana menyingkap rahasia di balik ciptaan-Nya.

Ketiga: Zikir jawarih. Zikir jawarih (anggota tubuh) merupakan implementasi dari hati yang terpaut dengan Allah. Kedua matanya setiap apa yang dilihatnya tampak kebesan Allah. Suara yang didengarnya menunjukkan suara-suara milik Allah. Kakinya tidak melangkah melainkan melangkah ke tempat yang Allah mau. Perutnya diisi cukup dengan hidangan yang Allah halalkan. Tangannya ringan bekerja mengais keridhaan Allah. Seluruh tubuhnya dijadikan modal untuk mendapatkan rahmat Allah. Beribadah dan beramal kebaikan di dasarkan pada ketentuan-Nya. Dia hentikan semua anggota tubuhnya dari perbuatan maksiat. Dia serahkan hasil jerih payah dan ikhtiarnya kepada Allah. Akan ringan dan tenang langkah-langkah yang diiringi dengan ingat Allah.


Keempat: Zikir hati. Hati yang berzikir mampu menangkap keagungan Allah. Peka terhadap seruan-Nya. Ketika disebut nama-nama Allah, bergetar hebat hatinya karena merasakan kedasyatan di balik nama tersebut. Hatinya selalu mengkilap bercahaya menerangi semua anggota tubuhnya. Sentuhan-sentuhan Ilahi disambutnya dengan lega dan ridha. Ia perintahkan lisan untuk berkata benar dan lemah lembut. Ia suruh mata untuk menundukkan diri di hadapan kebesaran Allah. Ia perintahkan kedua kaki untuk melangkah menuju seruan Allah. Ia bimbing semua anggota tubuh untuk selalu mengenal dan berpijak pada ketulusan. Ia cegah semua anggota tubuh dari mengingkari Allah dan durhaka kepada-Nya. Ia rasakan kedekatan Allah bersamanya. Hingga ia jalani perubahan hati yang begitu cepat tetap tenang bersama Allah. Hati yang bening dan terawat selalu penuh dengan zikir kepada Allah. Ketenangan dan ketentraman akan menyertai hati yang selalu bersih dan berzikir.

Indah sekali rasanya jikalau lisan yang terus menyebut nama-nama Allah, pikiran mampu menangkap rahasia di balik kebesaran ciptaan Allah, anggota tubuhnya ringan melangkah menuanikan perintah Allah, dan hatinya merasakan kedekatan dan kehadiran Allah. Sungguh sempurna iman dan ketaqwaan seorang hamba yang langgeng berzikir kepada Allah. Hidup menjadi optimis dengan berzikir. Kesulitan dihadapi dengan tenang. Permasalahan diselesaikan dengan lapang dada. Musibah dan ujian hidup yang menerpa di jalani dengan sabar dan shalat. Rizki yang sampai kepada dirinya disyukuri. Indah penuh kedamaian hati orang yang gemar berzikir.



Ada kisah yang cukup menarik untuk diperhatikan, yaitu kisah seorang nabi yang merasa malu kepada seekor cacing merah yang terus berzikir kepada Allah sepanjang hari sejak ia diciptakan. Beliau adalah Nabi Daud as. Kisahnya begini, Saat Nabi Daud as. Duduk sedang membaca kitab Zabur, tiba-tiba beliau melihat seekor cacing merah di tanah. Maka Nabi Daud as berkata dalam hati: “Apa yang dikehendaki Allah dengan seekor cacing ini?” Maka Allah mengizinkan cacing itu dapat berbicara. Lalu berkata cacing itu: “Hai Nabi Allah , Tuhanku telah memerintahkan kepadaku diwaktu siang agar aku berzikir (subhanallah, walhamdulillah, wa laa ilaaha illallah, wallaahu akbar) sebanyak seribu kali, dan diwaktu siang aku berzikir (allahumma shalli ‘ala Muhammadinin nabiyyil ummiyyi wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa sallam) sebanyak seribu kali, Sedangkan anda apa yang dapat anda ambil manfaat darimu?, maka Nabi Daud as menyesali perbuatannya telah meremehkan seekor cacing merah, dan takut kepada Allah, bertaubat, serta bertawakkal kepada-Nya. (Mukasyafatul Qulub, h.7)



Begitu besar fadilah berzikir bagi kehidupan manusia. Zikir merupakan perintah Allah yang dapat memberikan keselamat di dunia dan di akhirat. Ketentraman yang didambakan akan terwujut bagi orang yang gemar berzikir. Zikir juga menghilangkan kemunafikan, mengusir setan perusak hati, menguatkan iman seorang hamba, membersihkan hati dari karat dosa, dan zikir termasuk ibadah yang disukai oleh Allah. Zikir juga menjaga hamba terjatuh pada kehinaan. Subhanallah, begitu besar rahasia zikir bagi kehidupan manusia, hingga baginda Rasul SAW tidak pernah lepas dari berzikir. Semua waktunya beliau pergunakan untuk berzikir kepada Allah. Karena itu, berzikirlah kepada Allah dalam keadaan berdiri, duduk atau berbaring, sakit atau sehat, lapang atau sempit, diwaktu malam atau siang hari, di dalam rumah atau di luar rumah, di daratan atau di lautan, diwaktu kaya atau miskin, dengan pelan-pelan atau terang-terangan, intinya dalam setiap keadaan. Jika ini yang kita lakukan dalam menjalani kehidupan ini, insyaallah hidup kita akan tenang dan tentram.



Namun, kita tahu bahwa tiada daya dan kekuatan bagi kita untuk bisa istiqomah dalam berzikir kecuali atas pertolongan dan hidayah Allah semata. Karena itu, orang yang telah dianugrahi kesempatan berzikir berarti dia telah mendapatkan anugrah yang besar dari Allah SWT. Zikir akan menyebabkan Allah menurunkan jalan keluar dari kesulita-kesulitan yang dihadapinya. Sebab zikir, Allah menyayangi seorang hamba. Dengan zikir Allah curahkan nikmat dan rahmat-Nya hamba-hamba-Nya. Zikir menjadikan seorang hamba 24 jam akan bersama Allah SWT. Karena itu, ajak diri untuk terus berzikir dan membiasakan berzikir. Ajak diri, keluarga, teman, sahabat, saudara, dan masyarakat untuk selalu berzikir kepada Allah SWT. Hingga kebahagiaan dan ketentraman melekat dalam kehidupan mereka. Semoga kita semua dijadikan oleh Allah mnjadi hamba-hamba-Nya yang gemar berzikir. Amin.


Ajak diri bermunajat kepada Allah…..


اَللٰهُمَّ أَعِنَّا عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ.

Ya Allah, tolonglah kami agar selalu dapat berzikir kepada-Mu

(dengan hati, pikiran, jawarih, dan lisan kami selama hidup kami)

Dan juga agar kami senantiasa dapat mensyukuri nikmat-Mu…..…

Serta memperbaiki ibadah kami kepada-Mu……..…

Rabu, 08 September 2010

selamat idul fitri

Kata-kata ku tlah banyak menyakitimu,
perbuatanku tlah bnyak melukaimu.
di hari nan fitri ini, ijinkan kuucapkan
“TAQOBBALALLAHUMINNA WA MINKUM”,
minal aidzin wal faidzin,mohon maaf lahir & bathin


Smburat jingga tampak kemuning,
putih awan hadirkan suci..
hapuskan dendam,, leburkan angkuh,,
jemput ridho tuk terlahir kembali.
maaf lahir batin ya.
Taqobbalallahu Minna Wa Minkum


Menyambung kasih, merajut cinta,
beralas ikhlas, beratap DOA
Semasa hidup bersimbah khilaf & dosa,
berharap dibasuh maaf
Selamat Hari Raya Idul Fitri


Kedewasaan bukan berarti hidup tanpa kesalahan.
Kecerdasan bukan berarti hidup tanpa khilaf.
Dengan segala kerendahan hati
Ku tundukkan kepala tuk memohon maaf..
Minal aidin wal faidzin..


Ramadhan membasuh hati yang berjelaga..
Saatnya meraih rahmat dan ampunan-Nya..
Untuk lisan dan sikap yang tak terjaga..
Mohon dibukakan pintu maaf yang sebesar-besarnya..
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1431 H
Minal Aidin Wal Faidzin
Taqabalallahu minnaa wa minkum

Selasa, 07 September 2010

asakroni

Asyhadu alaa ilaha illaloh wahdahula syarikalah waasyhadu anna muhammadan ngabduhu warosuuluh
Aa mantu billahi wamala ikatihi wakutu bihi warusulihi wal yaumil akhiri wabil Qodari khoerihi wasyrrihi shoda Qollohu washodaqo rosuuluh shadaqollohu washodaqo rosuluh
Aa mantu bi syariingati wa shoddaqtu bi syarii ngati.wa ing qultu saian khilafal ijmangi roja’tu nganhu watabarro’tu mingkulli diinin kholafa diinal islam
Allohumma inni uuminu bima ta’lamu annahul haqqu ngindaka
Waabro-u ilaika mimma ta’lamu annahul ba thilu ngindaka fakhud minni jumalaw wala tutho libni fi tafshil
As taqhfirullohal ngadzim waatuubu ilaih,As taqhfirullohal ngadziim waatubu ilaih,nadimtu mingkulli syarri.
Asyhadu alla ilaaha illa llohu wahdahula syarikalah
Waasyhadu anna muhammadan ngabduhu warosuuluh wa-anangisa ngabdullohi warosulluh wabnu amatih.wakalimatuhu alqoha ila maryama waruuhu minhu.
Waannal jannata haqqu waannan naru haqqu waanna kulla ma akh baro bihi rosuulullohi shollallohu ngalaihi wasallam haqqu.
Waanna khoirod dunya wal akhiroti fi ma’shiyatillahi wa mukholafatih
Waannas sangata aatiyatul laroiba fiha waannalloha yab ngatsu mang fil qubur
Asyhadu alaa ilaa haillalloh wahdahuu laa syarikalah.waasyhadu anna sayyidina muhammadan ngbduhu warosuuluhu.
LAA ilaha illallahu ufni biha ngumri
LA ilaha illallohu ad khulu biha qobri
LA ilaha illallohu akhlu biha wahdi
LA ilaha illallohu alqo biha robbi
LA ilaha illallohu qobla kulli syaei
LA ilaha illallohu ba’da kulli syaei
LAA ilaha illallohu yabqo robbuna wayafnaa kullu syaei
Laa ilaha illallohu astaqhfirulloh
Laa ilaha illallohu astaqhfirulloh
Laa ilaha illallohu astaqhfirulloh waatuubuilaih

Ila ruuhi sayyidinal habib ngaliyibni abi bakrin asakroni wa ushuu lihii wa furuu ngihii annalloha yu’li darojaatihim fil jannati waay yungida ngalaina mim barokatihim wa asro rihim wa anwarihim wanguluu mihim wanafaha tihim fiddini waddun yaw al akhiroh.wailaa hodrotin nabiyyi sayyidina muhammadin shollallohu ngalaihi wasallam al fatihah ……………..
Allohumma inniih tatthu bidarbillahi = thuuluhuu ma syaa allohu,Qufluhu laa ilaaha illa lloha
Baa buhuu muhammadur rosuululloh sholallohu ngalaihi waalihi wasallam
Saqfuhuu la haula wala quwwata illa billahil ngaliyyil ngadzim
Ahatho bina mim bismillahirromanirrohim al hamdulillahi robbil ngalamin……………Amin……………….

Lajeng ngucap SUUUUUUUUUUUR di dawa aken terus tangan di usapaken sirah tekan sikil
Lajeng maos ayat kursi……..
ALLAHU LAA ILAAHA ILLA HUWAL HAYYUL QAYYUMU. LAA TA'KHUDZUHUU SINATUW WA LAA NAUUM. LAHUU MAA FISSAMAAWAATI WA MAA FIL ARDHI. MAN DZAL LADZII YASFA'U 'INDAHUU ILLAA BI IDZNIHI. YA'LAMU MAA BAINA AIDIIHIM WA MAA KHALFAHUM. WA LAA YUHITHUUNA BI SYAI-IN MIN 'ILMIHII ILLAA BI MAASYAA-A. WASI'A KURSIYYUHUSSAMAAWAATI WAL ARDHA. WA LAA YA-UDHUU HIFZHUHUMAA WAHUWAL 'ALIYYUL AZHIIM.
Binas tadarot kamas tadarotil mala ikatu bimadinatir rosuuli bila khondaqi wala suuri ming kulli amrim mah dzuri wa qodarim mahduri wamin amingis syuruuri. Tata rostu billah 3X
Min ngaduwina wangaduw willah
Ming saqi ngarsyillahi ilaa qoongi ardillah
Bimi ati alfi lafi alfi lahaula wala quwwata illa billahil ngaliyyil ngadzim
Shun ngatuhuu laa tang qothingu bimi ati alfi alfi alfi lahaula wala quwwata illa billahil ngaliyyil ngadzim
Ngazii matul la tang sya qqu bimi ati alfi alfi alfi la haula wala quwwata illabillahil ngaliyyil ngadziim
Allohumma in ahadan arodani bisuu-I minal jinni wal insi wal wuhuu syi waqhoerihim minal makhluu qooti mim basyarin au syaethonin au wiswasin fardud nadrohum fing tikas wa qulu bahum fi wiswas waaiidihim fii ahlas wa au biqhum minar rijli ilarro’si laa fi sahli yajdangu wala fi jabali yath langu bimi ati alfi alfi alfi la haula wala quwwata illa billahil ngaliyyil ngadzim

Jumat, 03 September 2010

NADHOM ASMAUL HUSNAA

NADHOM ASMAUL HUSNAA
BISMILLAHIR ROHMAANIR ROHIIM

BISMILAHI BADA’NA WALHAMDU LIROBBINAA
WASHOLATU WASSALAM LINNABII HABIBINA
YA ALLOH YA ROBBANA ANTA MAQSHUUDUNAA
RIDHOKA MATHLUUBUNAA DUNYANAWAUKHROONA
YA ROHMANU YAA ROHIM YA MALIKU YA QUDDUS
YA SALAAMU YA MU’MIN YA MUHAIMINU YA ‘AZIZ
YA JABBARU YA MUTAKABBIR YA KHOLIQU YA BARI
YA MUSHOWWIRU YA GHOFAR YA QOHHARU YA WAHHAB
YA ROZZAQU YA FATAH YA ‘ALIMU YA QOBIDH
YA BASHITHU YA KHOFIDH YA ROFI’U YA MUNIZU
YA MUDHILU YA SAMI’ YA BASHIRU YA HAKAM
YA ‘ADLU YA LATIFU YA KHOBIRU YA HALIMU
YA NGADZIMU YA G HOFUR YA SYAKURU YA ‘ALIY
YA KABIRU YA KHOFIDH YA MUQITHU YA HASIBU
YA JALILU YA KARIM YA ROQIBU YA MUJIB
YA WASI’U YA HAKIM YA WADUUDU YA MAJIID
YA BANGITSU YA SYAHID YA HAQQU YA WAKILU
YA QOWIYYU YA MATIN YA WALIYYU YA HAMID
YA MUHSHI YA MUBDIU YA QOYYUMU YA WAJIDU
YA MAJIDU YA WAHID YA AHADU YA SHOMAD
YA QODIR YA MUQTADIR YA MUQQODDIMU AKHIR
YA AWWALU YA AKHIR YA DHOHIRU YA BATHIN
YA WALI MUTANGALI YA BARRU YA TAWWABU
YA MUNTAQIMU YA NGAFUW YA RO UFU YA MALIK
YA MALIKAL MULKI YA DZALJALALI WALIKHROM
YA MUQSHITU YA JAMI’ YA GHONIYYU YA MUGHNI
YA MANINGU YA DHOORRU YA NA FINGU YA NUURU
YA HADI YA BADINGU YA BAQI YA WARITS
YA ROSYIDU YA SHOBUR NGAZZA JALLA DZIKRUHU


DOA

BIASMA IKAL HUSNA IGHFIRLANA DZUNU BANA
WALI WAALIDZINA WADZURIYYATINA.. KAFFIR NGAN SYAYIATINA
WASTUR NGALA NGUYUBINA WAJBUR NGALA NUQSHONINA
WARFA’DAROJATINA..WAZIDNA NGILMAN NAFINGAN
WARIZQOW WASINGAN,,HALALANG THOYIBAN WANGAMALAN SHOLIHAN
WANAWWIR QULUBANA WAYASIR UMURONA,,WASHOHIH AJSADANA
DAIMA HAYATINA..ILAL KHOIRI QORRIBNA,,NGANNI SYARRI BANGIDNA
WAL QURBA ROJA UNA AKHIRON NILNAL MUNA…BALIGH MAQOSHIDANA
WAQDHI HAWAI JANA,,,WAL HAMDU LILLAHINA AALLADZI HADAANA
SHOLLI WA SALLIM NGALA THOHA KHOLLILIR ROHMAN.
WA AALIHI WASHOHBIHI ILA AKHIRIS ZAMAN

Kamis, 02 September 2010

Merindu Lailatul Qodar

IHWAL kesemerawutan pasar-pasar dan pusat-pusat perbelanjaan yang dijejali manusia di penghujung Ramadan merupakan pemandangan biasa. Shaf-shaf tarawih di masjid-masjid makin maju ke depan, ditinggal jamaahnya yang sibuk menyiapkan keperluan lebaran.

Karena itu, melihat manusia berdesakan di masjid tampaknya merupakan sebuah fenomena yang luar biasa. Lebih-lebih hal itu terjadi di kota Cirebon yang sebagian masyarakatnya masih mengakui bahwa Cirebon sebagai kota wali yang cenderung mentadaburi nilai-nilai agama.

Menarik memang. Di saat kebanyakan orang sibuk berebut dunia, mereka (para pemburu pahala) malah asyik tafakur berdiam diri di masjid-masjid. Makin mendekati lebaran, shaf-shaf tarawih malah makin mundur ke belakang. Apalagi pada malam-malam ganjil yang salah-satunya diyakini merupakan Lailatul Qodar, malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Untuk memburunya, mereka ramai-ramai melakukan I'tikaf di masjid sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah SAW. Pemandangan seperti ini biasa ditemukan di Masjid Agung Sang Cipta Rasa Kasepuhan Cirebon.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, menurut Ahmad (58 tahun), pngurus Masjid Agung Sang Cipta Rasa Kasepuhan Cirebon, banyak didatangi para pemburu pahala dari berbagai kota di Indonesia. Semenjak hari pertama bulan Ramadan hingga tanggal 27 Agustus 2010 peserta I'tikaf sudah mencapai 117 orang pria dan wanita. Bahkan, dua pria mualaf Held dan Loidl asal Osterretch, Austria sengaja datang jauh-jauh ke Masjid Agung Sang Cipta Rasa sejak tanggal 23 Agustus 2010 terdaftar di buku tamu pengurus masjid sebagai peserta I'tikaf, juga turut melakukan perburuan pahala. Keduanya berbaur dengan peserta I'tikaf lainnya.

Kegiatan di Masjid Agung Sang Cipta Rasa memang mempunyai daya tarik sendiri. Menurut Kholil Arief (24 tahun), koordinator remaja masjid, setiap bada tarawih para remaja masjid dan peserta I'tikaf biasa melakukan qiyamullail berjamaah yang bacaan surahnya menamatkan 3 juz Alquran. Targetnya, dalam tempo sepuluh malam mereka bisa menghatamkan 30 juz. Yang tak kalah mengesankan, ternyata sebagaian imamnya adalah remaja masjid yang berusia muda yang telah hafal Alquran. Di usia mereka yang masih sangat muda, namun telah hafal di luar kepala seluruh isi Alquran.

Meski mereka (remaja masjid) masih sangat muda, namun kefasihan bacaan dan kedalaman penghayatannya terhadap ayat-ayat yang dibacanya terbilang luar biasa. Seringkali makmum berisak tangis menyimak bacaannya. Ketika dibacakan ayat-ayat yang berbicara tentang keluasan rahmat Allah, bergelora-lah harapan dan kerinduan mereka untuk meraihnya.

Sebaliknya, ketika dibacakan ayat-ayat azab, tubuh mereka berguncang seolah-olah akan dilemparkan ke neraka. Selain qiyamullail, kegiatan I'tikaf pun diisi dengan berbagai kajian materi keislaman, seperti tafsir, hadits, fikih, sirah (perjalanan hidup) dan sejumlah materi lainnya yang merujuk langsung kepada sumber aslinya. Karena itu, tidak sedikit peserta yang datang berasal dari luar Cirebon.

Peserta I'tikaf di Masjid Agung Sang Cipta Rasa Kasepuhan Cirebon memang sebagian adalah kalangan wanita. Tidak hanya kalangan muda, namun banyak pula yang sudah lanjut usia. Ada juga yang sedang hamil tua. Bahkan, tidak sedikit ibu muda membawa balita. Tampaknya, dalam memburu pahala, mereka tak mau kalah dari kaum pria.

Ihwal, wanita melakukan I'tikaf bukanlah mengada-ada. Ketika Rasulullah SAW melakukan I'tikaf, istri-istri beliau pun melakukan hal sama. Bahkan, setelah beliau meninggal dunia, para ummahatul mukminin itu tetap meneruskannya.

Dari sekian peserta I'tikaf, adakah yang mengetahui kapan Lailatul Qodar itu tiba? Tak seorangpun tahu kapan Lailatul Qodar akan tiba. Allah SWT menjadikannya sebagai suatu rahasia, sehingga manusia harus berjuang keras untuk meraihnya. Sejumlah ulama mengatakan, Lailatul Qodar terjadi pada 10 hari terakhir bulan Ramadan, terutama di malam-malam ganjil, yaitu malam 21, 23, 25, 27, dan 29.

Rasulullah SAW bersabda, Lailatul Qodar terdapat di epuluh malam yang tersisa. Siapa yang mendirikan malam-malamnya, demi mencari dan menunggu kedatangannya, maka sesungguhnya Allah SWT akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan setelahnya. Itulah malam-malam yang hitungannya ganjil: Sembilan, tujuh, lima, tiga, atau bahkan di hari terakhir." (HR. Ahmad).

Dalam hadits lain, Rasulullah SAW bahkan menyebut sebagian tanda-tanda alam ketika Lailatul Qodar itu tiba. "Sesungguhnya tanda-tanda datangnya Lailatul Qodar itu langit sangat cerah seolah-olah ada sekelompok besar bulan datar, tenang, dan indah. Suhu udara pada malam itu tidak panas dan juga tidak dingin. Allah tidak menghalalkan planet-planet dijatuhkan pada malam itu, sampai datang pagi hari tiba. Tanda-tanda lainnya, matahari pada pagi harinya terlihat sangat cerah, tidak bersinar seperti sinar bulan ketika terjadi perang Badar. Dan, tidak dihalalkan bagi setan untuk keluar bersama malam itu." Fathul Baari/IV/329 dan 318).

Namun demikian, kedatangan Lailatul Qodar yang sesungguhnya tetaplah rahasia. Ia merupakan hal gaib yang hanya diketahui Allah SWT. Karenanya Rasulullah SAW berpesan agar memburu malam Lailatul Qodar bukan segalanya. Motivasi ibadah sesungguhnya hanya pengabdian kepada Allah. Lailatul Qodar adalah sebuah 'fasilitas' luar biasa, yang dianugerahkan Allah bagi umat Muhammad agar beribadah sebaik-baiknya dan mendapatkan pahala sebanyak-banyaknya.
Rasulullah juga menganjurkan kepada para sahabat dan istrinya, Aisyah, untuk membaca sebuah doa serta menghayati maknanya, ketika merasakan hadirnya Lailatul Qodar. Doa itu adalah: Rabbanaa aatinaa fiddunnya hasanah, wa fil aakhirati hasanah wa qinaa 'adzaabannaar (wahai Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami kebajikan di dunia dan kebajikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa api neraka).


Doa itu bukan saja bertujuan agar kita dapat memperoleh kebaikan dunia dan akhirat. Tapi lebih dari itu, bertujuan memantapkan langkah dalam upaya meraih kebajikan yang dimaksud. Permohonan itu juga berarti upaya untuk menjadikan kebajikan dan kebahagiaan yang diperoleh dalam kehidupan dunia dan pengharapan untuk memperoleh kebahagiaan hidup di akhirat.

Rasulullah juga menganjurkan agar kita memperbanyak doa di bulan Ramadan. Apalagi pada sepuluh malam terakhir, terutama tanggal ganjil. Aisyah pernah bertanya kepada Rasulullah, "Ya Rasulullah, jika sekiranya mendapatkan Lailatul Qodar, apa yang harus saya baca?" Rasulullah menjawab, "Allahumma innaka 'afuwwun tuhibbul 'afwa fa 'fu 'annii."

Kegiatan kreatif pengurus dan remaja masjid di atas menunjukan bahwa semangat umat untuk beribadah di bulan suci Ramadan sebenarnya sangat tinggi. Beruntunglah mereka, karena melalui I'tikaf bisa menghisab diri, menghitung-hitung kesalahan untuk melakukan perbaikan. Paling tidak, dua target harus terlampau, membersihkan dosa dan menuai pahala. Melalui jalan seperti ini, peluang untuk meraih kembali fitrah yang sempat hilang makin terbuka lebar.

Sayang, belum banyak orang yang telah terbuka nuraninya untuk menghidupkan kembali sunnah Rasulullah. Padahal, jauh-jauh hari beliau sudah mensinyalir bahwa salah satu kelompok manusia yang akan memperoleh perlindungan Allah di hari kiamat adalah meraka yang hatinya selalu merindukan rumah-Nya.

Maha Suci Allah yang telah membuka rahmat-Nya dengan menurunkan satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu, pintu surga terbuka lebar bagi hamba-hamba yang memohon kelapangan-Nya. Malam yang penuh berkah. Kedamaian hingga datangnya fajar. Malam dimana pahala amalan dilipatgandakan. Adakah malam yang lebih baik darinya? (*)

Makna Hidup Dalam Pandangan Islam

HIDUP ini sebuah misteri dan penuh rahasia! Manusia memiliki keterbatasan dalam memahami makna hidup. Pada umumnya, manusia tidak mengetahui banyak hal tentang sesuatu, yang mereka ketahui hanyalah realitas yang nampak saja (Q.S 30: 6-7). Tidak ada seorang pun yang tahu berapa lama ia akan hidup, di mana ia akan mati, (Q.S 31: 34) dalam keadaan apa ia akan mati, dan dengan cara apa ia akan mati, sebagian manusia menyangka bahwa hidup ini hanya satu kali dan setelah itu mati ditelan bumi. Mereka meragukan dan tidak percaya bahwa mereka akan dibangkitkan kembali setelah mati (Q.S An-Naml: 67). Adapun mengenai kepercayaan adanya kehidupan setelah mati pandangannya sangat beragam tergantung pada agama dan kepercayaan yang dipeluk dan diyakini.

Islam menjelaskan makna hidup yang hakiki melalui perbandingan dua ayat yang sangat kontras, seperti dicontohkan di dalam Alquran. Seorang yang telah mati menurut mata lahir kita, bahkan telah terkubur ribuan tahun, jasadnya telah habis dimakan cacing dan belatung lalu kembali menjadi tanah, namanya sudah hampir dilupakan orang. Tetapi yang mengherankan, Allah SWT memandangnya masih hidup dan mendapat rezeki di sisi-Nya serta melarang kepada kita menyebut mati kepada orang tersebut. Hal ini dapat kita lihat dalam (Q.S 3: 169). "Janganlah kalian menyangka orang-orang yang gugur di jalan Allah itu telah mati, bahkan mereka itu hidup dan mendapat rezeki di sisi Allah." Sebaliknya ada orang yang masih hidup menurut mata lahir kita, masih segar-bugar, masih bernapas, jantungnya masih berdetak, darahnya masih mengalir, matanya masih berkedip, tetapi justru Allah menganggapnya tidak ada dan telah mati, seperti disebutkan dalam firmannya "Tidak sama orang yang hidup dengan orang yang sudah mati. Sesungguhnya Allah SWT mendengar orang yang dikehendaki-Nya, sedangkan kamu tidak bisa menjadikan orang-orang yang di dalam kubur bisa mendengar," (QS Al-Fathir 22). Maksud ayat ini menjelaskan Nabi Muhammad tidak bisa memberi petunjuk kepada orang-orang musyrikin yang telah mati hatinya.

Dua ayat ini memberikan perbandingan yang terbalik, di satu sisi orang yang telah mati dianggap masih hidup, dan di sisi lain orang yang masih hidup dianggap telah mati. Lalu apa hakikat makna hidup menurut Islam?

Seorang filusuf Yunani Descartes pernah mendefinisikan, manusia ada dan dinyatakan hidup di dunia bila ia melakukan aktivitas berpikir. Kemudian Karl Marx menyatakan, manusia ada dan dinyatakan hidup jika manusia mampu berusaha untuk mengendalikan alam dalam rangka mempertahankan hidupnya. Sedangkan Islam menjelaskan manusia ada dan dianggap hidup jika ia telah melakukan aktivitas "jihad" seperti yang telah dijelaskan oleh Allah SWT dalam Q.S. Ali Imron: 169 di atas. Tentu saja jihad dalam pengertian yang sangat luas. Jihad dalam pengertian bukan hanya sebatas mengangkat senjata dalam peperangan saja, tetapi jihad dalam konteks berusaha mengisi hidup dengan karya dan kerja nyata. Jihad dalam arti berusaha memaksimalkan potensi diri agar hidup ini berarti dan bermanfaat bagi diri, keluarga, masyarakat, dan bangsa. Misalnya, seseorang yang berusaha mencari dan menemukan energi alternatif ketika orang sedang kesulitan BBM itu juga sudah dipandang jihad karena ia telah mampu memberikan manfaat kepada orang lain. Seseorang yang keluar dari sifat malas, kemudian bekerja untuk memerangi kemiskinan, kebodohan, itu juga termasuk jihad karena ia telah mampu mengalahkan hawa nafsunya sendiri, dan bukankah ini jihad yang paling besar karena Rasulullah sendiri menyatakan bahwa jihad yang paling akbar adalah melawan hawa nafsu sendiri.

Hidup dalam pandangan Islam adalah kebermaknaan dalam kualitas secara berkesinambungan dari kehidupan dunia sampai akhirat, hidup yang penuh arti dan manfaat bagi lingkungan. Hidup seseorang dalam Islam diukur dengan seberapa besar ia melaksanakan kewajiban-kewajiban sebagai manusia hidup yang telah diatur oleh Dienull Islam. Ada dan tiadanya seseorang dalam Islam ditakar dengan seberapa besar manfaat yang dirasakan oleh umat dengan kehadiran dirinya. Sebab Rasul pernah bersabda "Sebaik-baiknya manusia di antara kalian adalah yang paling banyak memberikan manfaat kepada orang lain. (Alhadis). Oleh karena itu, tiada dipandang berarti (dipandang hidup) ketika seseorang melupakan dan meninggalkan kewajiban-kewajiban yang telah diatur Islam.

Dengan demikian, seorang muslim dituntut untuk senantiasa meningkatkan kualitas hidup sehingga eksistensinya bermakna dan bermanfaat di hadapan Allah SWT, yang pada akhirnya mencapai derajat Al-hayat Al-thoyyibah (hidup yang diliputi kebaikan). Untuk mencapai derajat tersebut maka setiap muslim diwajibkan beribadah, bekerja, berkarya berinovasi atau dengan kata lain beramal saleh. Sebab esensi hidup itu sendiri adalah bergerak (Al-Hayat) kehendak untuk mencipta (Al-Khoolik), dorongan untuk memberi yang terbaik (Al-Wahhaab) serta semangat untuk menjawab tantangan zaman (Al-Waajid).

Makna hidup yang dijabarkan Islam jauh lebih luas dan mendalam dari pada pengertian hidup yang dibeberkan Descartes dan Marx. Makna hidup dalam Islam bukan sekadar berpikir tentang realita, bukan sekadar berjuang untuk mempertahankan hidup, tetapi lebih dari itu memberikan pencerahan dan keyakinan bahwa. Hidup ini bukan sekali, tetapi hidup yang berkelanjutan, hidup yang melampaui batas usia manusia di bumi, hidup yang harus dipertanggungjawabkan di hadapan sang Kholik. Setiap orang beriman harus meyakini bahwa setelah hidup di dunia ini ada kehidupan lain yang lebih baik, abadi dan lebih indah yaitu alam akhirat (Q.S. Adl-dluha: 4).

Setiap muslim yang aktif melakukan kerja nyata (amal saleh), Allah menjanjikan kualitas hidup yang lebih baik seperti dalam firmannya "Barang siapa yang melakukan amal saleh baik laki-laki maupun wanita dalam keadaan ia beriman, maka pasti akan kami hidupkan ia dengan al-hayat al-thoyibah (hidup yang berkualitas tinggi)." (Q.S. 16: 97). Ayat tersebut dengan jelas sekali menyatakan hubungan amal saleh dengan kualitas hidup seseorang.

Aktualisasi diri!

Salah satu kebutuhan manusia yang paling mendasar adalah pengakuan dari komunitas manusia yang disebut masyarakat. Betapa menderitanya seseorang, sekalipun umpamanya ia seorang kaya raya, berkedudukan, mempunyai jabatan, namun masyarakat di sekitarnya tidak mengakui keberadaannya bahkan menganggapnya tidak ada, antara ada dan tiada dirinya tidak berpengaruh bagi masyarakat. Dan hal ini adalah sebuah fenomena yang terjadi pada masyarakat muslim. Terlebih rugi lagi jika keberadaan kita tidak diakui oleh Allah SWT, berarti alamat sebuah kemalangan yang akan menimpa. Ketika usia kita tidak menambah kebaikan terhadap amal-amal, ketika setiap amal perbuatan tidak menambah dekatnya diri dengan Sang Pencipta, berarti hidup kita sia-sia belaka. Allah menganggap kita sudah mati sekalipun kita masih hidup.

Oleh karena itu, seorang muslim "diwajibkan" untuk mengaktualisasikan dirinya dalam segenap karya nyata (amal saleh) dalam kehidupan. "Sekali berarti, kemudian mati" begitulah sebaris puisi yang diungkapkan penyair terkenal Chairil Anwar. Walaupun ia meninggal dalam keadaan masih muda dan telah lama dikubur di pemakaman Karet Jakarta, tetapi nama dan karya-karyanya masih hidup sampai sekarang. Kalau Chairil Anwar telah "berjihad" selama hidupnya di bidang sastra. Bagaimana dengan kita? Mari berjihad dengan amal saleh di bidang-bidang yang lain. Agar kita dipandang hidup oleh Allah SWT. Amin.***